Kamis, 13 Juni 2013

Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah

A.      DEFINISI
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita – cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia. (Budi Ana Keliat, 1998).
B.       Rentang HDR
Rentang harga diri rendah :
1.    Aktualisasi diri
Pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif.
2.    Konsep diri positif
Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya dan sesuai dengan kenyataan.
3.    Harga diri rendah
Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri merasa gagal mencapai keinginan.
4.    Kerancunan identitas
Ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologi pada masa dewasa, sifat kepribadian yang bertentangan perasaan hampa dan lain
-lain.
5.    Dipersonalisasi
Merasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas misalnya malu dan sedih karena orang lain.
Kepribadian yang sehat mempunyai konsep diri sebagai berikut :
a)    Konsep diri posistif
b)   Gambaran diri yang tepat dan positif
c)    Ideal diri yang realistis
d)   Harga diri yang tinggi
e)    Penampilan diri yang memuaskan
f)    Identitas yang jelas
C.      FAKTOR PENYEBAB
Teori penyebab
1.    Situasional
Yang terjadi trauma secara tiba – tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai, putus sekolah, Phk, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan, dipenjara, dituduh KKN).
HDR pada pasien yang dirawat disebabkan oleh :
Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak spontan (mencukur pubis pemasangan kateter).
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena dirawat atau sakit atau penyakitnya.
Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan berbagai tindakan tanpa pemeriksaan.

2.    Kronik
Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Menurut Ericson, masa balita adalah kemandirian yang ragu dan malu anak belajar mengendalikan diri dan kepercayaan diri, sebabnya bila banyak dikendalikan dari luar maka akan timbul bibit keraguan dan rasa malu yang berlebihan.

D.      Faktor Predisposisi
Faktor yang mempengaruhi HDR adalah penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistic. Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang tidak realistic. Misalnya ; orang tua tidak percaya pada anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial yang berubah
E.       Faktor Presipitasi
1.      Ketegangan peran
Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau posisi
2.      Konflik peran
Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan
3.      Peran yang tidak jelas
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran
4.      Peran yang berlebihan
Menampilkan seperangkat peran yang konpleks
5.      Perkembangn transisi
Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri
6.      Situasi transisi peran
Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu
7.      Transisi peran sehat-sakit
Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur pengobatan dan perawatan.
F.       Tanda dan Gejala
·      Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat terhadap tindakan penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut menjadi rontok (botak) karena pengobatan akibat penyakit kronis seperti kanker.
·      Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya tidak ke RS menyalahkan dan mengejek diri sendiri.
·      Merendahkan martabat misalnya, saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya memang bodoh dan tidak tahu apa – apa.
·      Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak mau bertemu orang lain, lebih suka menyendiri.
·      Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang suram mungkin memilih alternatif tindakan.
·      Mencederai diri dan akibat HDR disertai dengan harapan yang suram mungin klien ingin mengakhiri kehidupan.
Menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan tanda – tanda sebagai berikut :

·      Produktivitas menurun.
·      Mengukur diri sendiri dan orang lain.
·      Destructif pada orang lain.
·      Gangguan dalam berhubungan.
·      Perasaan tidak mampu.
·      Rasa bersalah.
·      Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
·      Perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri.
·      Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.
·      Pandangan hidup yang pesimis.
·      Keluhan fisik.
·      Pandangan hidup yang bertentangan.
·      Penolakan terhadap kemampuan personal.
·      Destruktif terhadap diri sendiri.
·      Menolak diri secara sosial.
·      Penyalahgunaan obat.
·      Menarik diri dan realitas.
·      Khawatir.
Akibat harga diri rendah berkepanjangan (kronis).
Klien akan mengisolasi diri dari lingkungan dan akan menghindar dengan orang lain.
HDR kronis berlangsung lama tanpa adanya intervensi yang terapeutik dapat menyebabkan terjadinya kekacauan identitas dan akhirnya terjadi di personalisasi.
Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrogasikan aspek – aspek.
Identitas masa kanak – kanak ke dalam kematangan aspek psikologi – psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
Depersonalisasi adalah perasaan tidak realita dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan, serta tidak dapat meredakan dirinya dengan orang lain.
G.      Mekanisme koping individu
tidak efektif.
H.      Masalah Keperawatan
1.    Gangguan konsep diri : HDR
DS :
- Adanya ungkapan yang menegatifkan diri.
- Mengeluh tidak mampu dilakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya.
- Ungkapan mengkritik diri sendiri, mengejek dan menyalahgunakan diri sendiri.
DO :
- Kontak mata kurang, sering menunduk.
- Mudah marah dan tersinggung.
- Menarik diri.
- Menghindar dari orang lain.
2.     Perubahan penampilan peran
DS :
- Ungkapan peranannya saat ini yang tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
DO :
- Adanya keluhan fisik.
- Perubahan dalam tanggung jawab.

3.    Kerusakan interaksi sosial sama dengan menarik diri.
DS :
- Ungkapan yang terbatas pada ya atau tidak tahu.
DO :
- Tidak adanya kontak mata, selalu menundukkan kepala.
- Berdiam diri di kamar, afek tumpul, menyendiri.
- Menolak diajak berbincang – bincang.
- Posisi tidur janin.
4.    Keputusasaan
DS :
- Mengungkapkan ketidakmampuan mengontrol dan mempengaruhi pikiran.
- Enggan mengekspresikan perasaan yang sebelumnya.
- Mengungkapkan keputusan.
- Mengatakan kata – kata pesimis.
- Menyatakan secara tidak ada cara untuk memproleh hubungan dengan orang lain.
DO :
- Respon terhadap stimulasi terlambat / melambat.
- Kurang berenergi.
- Pasif tampak apatis.
- Lebih banyak tidur menarik diri.
- Marah.

5.    Kerusakan komunikasi
DS :
- Sukar dimengerti, bila klien tidak mau berkomunikasi.
- Mengungkapkan hal – hal yang tidak sesuai dengan non verbalnya.
DO :
- Menolak berkomunikasi
- Berbicara dengan nada yang tidak jelas.
- Tampak mimik wajah tidak sesuai dengan verbal

6.    Resiko tinggi intoleran aktivitas
DS :
- Klien mengungkapkan menolak aktivitas
DO :
- Pasif
- Tampak menyendiri / menghindar dari kegiatan yang ada orang lain.
- Tidak peduli dengan aktifitas hidup sehari – hari.

7.    Resiko tinggi perubahan persepsi sensori : halusinasi
DS :
- Klien mengatakan mendengar suara, melihat sesuatu, mengucap rasa, sesuatu, mencium bau yang nyata.
DO :
- Klien berbicara, senyum – senyum, tertawa sendiri.
- Bersikap curiga dengan orang lain atau sekitar dan bermusuhan.
- Berbicara kacau, kadang – kadang tidak masuk akal.
- Tidak dapat membedakan hal – hal yang nyata dan tidak nyata.

8.    Defisit perawatan diri
DS :
- Klien mengatakan malas untuk beraktifitas mandi, makan ganti pakaian dll.
DO :
- Pakaian kotor, penampilan tidak rapi.
- Rambut kusut, kotor, bau tidak sedap.
- Personal hygiene yang kurang.
- Makan tak mau / menolak.
- BAB / BAK tidak terkontrol.

9.    Resiko perilaku pada diri sendiri, orang lain / lingkungan
DS :
- Mengatakan mendengar suara yang negatif tentang orang lain, ancaman, ejekan.
DO :
- Mudah tersinggung, jengkel, marah.
- Ekspresi wajah tegang.
- Memukul atau menyakiti orang lain.
-   Merusak lingkungan sekitar.

Diagnosa Keperawatan
Perubahan penampilan peran berhubungan dengan HDR.
HDR berhubungan dengan mekanisme koping individu tidak efektif.
HDR berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
HDR berhubungan dengan ideal diri tidak realistis.
Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan HDR.
Keputusan berhubungan dengan hdr.
Kerusakan komunikasi berhubungan dengan HDR.
Resiko tinggi isolasi sosial berhubugan dengan HDR.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan menarik diri.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleran aktifitas.
Resiko tinggi perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan menarik diri.
Resiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi.
Resiko tinggi mencederai diri sendiri orang lain akan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
I.         Rencana Keperawatan
Diagnosa :
Harga Diri Rendah (HDR).
Tujuan umum :
Klien dapat melanjutkan peran berhubungan dengan tanggung jawab.
Tujuan khusus :
·      Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
·      Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dapat digunakan.
·      Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
·      Klien dapat menerapkan (merencanakan) kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.
·      Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
·      Klien dapat meciptakan sistem pendukung yang ada.
Intervensi :
·      Bina hubungan saling percaya dengan cara selain terapoutik.
·      Bicara dengan jujur, singkat, jelas, mudah di mengerti.
·      Dengarkan pernyataan klien yang empati tentang halusinasi tanpa menentang atau menyetujui.
·      Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang diderita.
Sediakan waktu untuk mendengarkan.
·      Katakan pada klien bahwa klien adalah orang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
·      Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien dapat dimuat dan bagian tubuh mana yang masih berfungsi dengan baik. Kemampuan yang dimiliki oleh klien, aspek positif yang dialami oleh klien. Jika klien tidak mampu mengungkapkan maka dimulai dengan perawat memberikan rein forcement terhadap aspek positif klien.
Setiap bertemu klien tindakan memberi penilaian negatif, utamakan memberi pujian yang realistic.
·      Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit. Misalnya penampilan klien dalam “self care” latihan fisik dan ambulasi serta aspek – aspek.
·      Diskusikan dalam kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya setelah pulang sesuai dengan kondisi sakit pasien.
·      Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari, sesuai dengan kemampuan kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagai bantuan total.
·      Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan kondisi klien.
·      Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang lebih dilakukan klien.
·      Berikan kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
·      Beri pujian atas kebersihan klien.
·      Diskusikan kemungkinan penatalaksanaan rumah.
·      Berikan pendidikan kesehatan pada klien tentang cara merawat klien dengan HDR.
·      Bantu dengan keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
·      Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.
Rasional :
·      Membina hubungan perawat – klien setiap akan melakukan tindakan merupakan langkah awal yang penting sehingga klien mempercayai perawat sehingga berinteraksi
dengan perawat. Sikap jujur bersahabat akan menimbulkan kepercayaan kepada klien sehingga memudahkan untuk berkomunikasi.
·      Mengetahui persepsi klien terhadap kondisinya.
·      Klien merasa dihargai karena ada orang yang mau mendengarkannya bicara.
·      Dengan memberikan rewards, maka harga diri klien akan meningkat sehingga timbul perasaan berharga dan meningkatkan percaya diri.
·      Menggali kemampuan positif klien kemudian ditonjolkan sehingga klien merasa hidupnya berarti. Dengan memberikan reinforemen klien akan menyadari bahwa dirinya mempunyai kelebihan seperti orang lain.
·      Penilaian negatif akan menambah klien merasa rendah diri / HDR dengan menunjukkan kemampuan klien / membuat klien beraktifitas akan menambah perasaan berguna bagi klien sehingga akan meningkatkan harga diri.
·      Dapat di ketahui kegiatan – kegiatan yang bisa dilakukan sendiri dan mulai dilatih aktivitas yang dibantu sehingga klien dapat melakukannya secara mandiri, memberikan contoh kegiatan yang di dapat dilakukan klien kelak takut melakukan aktivitas tersebut.
·      Membuat kesempatan pada klien untuk menunjukkan kemampuan dan memberikan pujiannya akan meningkatkan harga diri klien.
·      Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawancara keluarga tentang cara merawat klien, keluarga merupakan faktor penting dalam penanggulangan masalah, keluarga juga merupakan lingkungan pertama sebelum ke masyarakat.
Hasil yang diharapkan :
·      Klien mengungkapkan perasaannya terhadap penyakit yang diderita.
·      Klien menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya (fisik , internal, sistem
·      pendukung).
·      Klien berperan serta dalam perawatan di derita.
·      Percaya diri klien meningkat dengan menerapkan keinginan atau tujuan yang realistis.
J.        Strategi pelaksanaan
·           Masalah : Harga Diri Rendah
1.    Pertemuan : Ke - 1 (pertama)
Proses Keperawatan
a)      Kondisi Klien
Mengkritik diri sendiri, merasa tidak mampu, malu bertemu orang lain, melamun.
b)      Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah (HDR).
c)      Tujuan Khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki.
d)     Tindakan Keperawatan
1)   Bina hubungan saling percaya.
2)   Diskusikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki klien.
3)   Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi nilai negatif.
4)   Utamakan memberi nilai yang realitas.
e)      Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik.
- Selamat pagi mas ?
 4 minggu.
±- Perkenalkan nama saya Arga dari Poltekkes Palangka Raya, saya dinas disini
- Nama mas siapa ? mas suka dipanggil siapa ?
Evaluasi / validasi
- Bagaimana perasaan mas kali ini ?
- Apa yang menyebabkan mas masuk / dirawat di RSJ Magelang ini !
Kontrak
- Topik : Bagimana kalau kita bincang – bincang sebentar tentang hal – hal positif yang bisa mas lakukan sehari – hari ?
- Waktu : jam berapa kita akan berbincang – bincang ?gimana kalu waktunya 10 menit saja ?
- Tempat : mas mau bincang – bincang dimana ?
Kerja
Apa yang menyebabkan mas dari tadi kelihatan melamun dan terus menyendiri, memandang ke bawah terus ?
Kegiatan apa yang masa lakukan sehari – hari ?
Bagus ternyata mas mempunyai suatu keahlian yang tidak semua orang bisa ?
Terminasi
Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang saat ini ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan kembali yang menyebabkan mas selalu merendahkan diri & tidak mau bicara ?
Rencana tindak lanjut
Baiklah, sekarang mas coba ingat kembali hal lain yang dapat menyebabkan mas tidak mau bicara dengan orang lain, kok mas selalu merendah & sebutkan kegiatan positif yang mas miliki.
Kontrak
Topik : mas ingin tahu tidak, bagaimana cara menilai kemampuan yang mas miliki yang dapat digunakan untuk kegiatan selanjutnya. Bagaimana kalu nanti kita bicara ?
Tempat : mas nanti minta kita bincang – bincang dimana ?
Bagaimana kalau kita di ruang makan mas ?
Waktu : jam berapa kita akan berbincang – bincang ? Bagaimana kalau jam 13.00 setelah makan siang aja mas?

·           Strategi pelaksanaan (SP 2)
2.    Pertemuan : Ke – 2 (Kedua)
Proses Keperawatan
a)      Kondisi klien
Pasien murung, sering tiduran di kamar, jarang bicara sama orang lain.
b)      Diagnosa keperawatan
Harga Diri Rendah  (HDR)
c)      Tujuan khusus
Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
d)     Tindakan keperawatan
1)   Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2)   Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif.
3)   Utamakan memberi pujian yang realistis.
e)      Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas ? mas masih ingat dengan saya ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini
Mas masih ingat dengan apa yang kita bicarakan kemasin ?
Kontrak
Kita kemarin sudah kontrak, bahwa hari ini kita akan berbincang – bincang tentang bagaimana mas dapat menilai kemampuan yang mas miliki ?
Mas ingin kita bincang – bincang berapa lama ?
Mau dimana mas tempatnya ? Oh ya kemarin kita sudah sepakat kita bincang – bincang di ruang makan selama 10 menit ya mas ? mas mau kan ?
Kerja
Selama mas disini kegiatan apa saja yang mas lakukan.
Sebelum mas disini, mas pernah punya ketrampilan ? bisa mas sebutkan ketrampilan yang pernah mas miliki tersebut ?
Mas pernah mendapatkan penghargaan tentang ketrampilan yang mas miliki ini ?
Mas bisa memanfaatkannya kembali ?
Terminasi
Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mas saat ini setelah kita bincang – bincang banyak tentang kegiatan yang mas miliki tadi ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan lagi kegiatan apa saja tadi yang mas miliki ?
Rencana tindak lanjut
Mas masih ingat dengan topik yang kita bicarakan tadi ? untuk pertemuan selanjutnya kita akan membicarakan tentang bagaimana merencanakan kagiatan sesuai dengan kemampuan yang mas miliki, mas mau kan ?
Kontrak
Untuk pertemuan besok kita akan berbincang – bincang tentang merencanakan kegiatan – kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang mas miliki, mas mau kita berbincang – bincang dimana ? Gimana kalau waktunya pagi jam 09.00 aja masnya setuju kan ?

·           Strategi pelaksanaan (SP 2)
3.    Pertemuan : Ke – 3 (Ketiga)
Proses Keperawatan
a)    Kondisi klien
Klien sudah mau berkumpul sama teman – temannya.
b)   Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial : MD berhubungan dengan HDR
c)    Tujuan khusus
Pasien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
d)   Tindakan keperawatan
1)   Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
2)   Kegiatan mandiri.
3)   Kegiatan dengan bantuan sebagian.
4)   Kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
5)   Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan toleransi kondisi klien.
6)   Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
e)    Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas, mas masih ingat nama saya mas ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana mas apa masih ingat tentang pembicaraan kita kemarin mas?
Kontrak
Topik : seperti janji kita kemarin, kita akan membicarakan & membahas tentang rencana yang akan kita lakukan mas ?
Waktu : jam berapa mas, kita akan berbincang – bincang lagi mas ? berapa lama mas ?
Tempat : mau di tempat ini atu mau bincang – bincang dimana mas?
Kerja
Pada pertemuan pertama mas menyatakan bisa memotong rambut, lalu kemampuan tersebut dapat mas lakukan disini maupun setelah mas pulang dari sini, mas bisa mengekspresikan perasaan mas dengan momotong rambut temannya. Dengan memotong rambut perasaan mas agak terhibur. Dan nanti kalau mas sudah pulang mas bisa membuka salon dan mas bisa mempunyai penghasilan sendiri dari hasil memotong rambut.
Terminasi
Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang selama ini ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan kemampuan apa yang bisa dilakukan mas ?
Rencana tindak lanjut
Bagaimana perasaan mas setelah kita membicarakan topik ini sekarang bandingkan perasaan mas sebelum dan sesudah berbincang – bincang.
Kontrak yang akan datang
Topik : untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang kegiatan yang dapat dilakukan selama mas sakit, mas setuju tidak ?
Waktu : jam berapa mas kita nanti bisa berbincang – bincang lagi ? mau berapa lama ?
Tempat : dimana mas kita nanti mau berbincang – bincang ? mas mau ditempat mana ?
·           Strategi pelaksanaan (SP 2)

4.    Pertemuan : Ke – 4 (Keempat)
Proses Keperawatan
a)    Kondisi klien
Tampak tenang, sudah mengobrol sama temannya, walau kadang masih suka menyendiri.
b)   Diagnosa keperawatan
Harga Diri Rendah (HDR)
c)    Tujuan khusus
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
d)   Tindakan keperawatan
1)   Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
2)   Beri pujian atas keberhasilan klien.
3)   Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
e)    Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas ? mas masih ingat dengan nama saya ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas saat ini, apakah lebih baik dari hari kemarin.
Kontrak
Topik : bagaimana kalau kita kali ini membicarakan tentang kegiatan yang sesuai dengan kondisi & kemampuan mas yang dapat dilakukan saat ini ?
Tempat : mas mau dimana, apakah mau ditempat ini lagi?
Waktu : jam berapa mas bisa bincang – bincang lagi ? mas mau berapa lama ?
Kerja
Coba sekarang mas melakukan kegiatan yang telah kita bicarakan kemarin. Bagus kali ini mas dapat melaksanakannya kalau mas bisa berhasil. Mas bisa melaksanakannya dirumah, bagaimana mas setuju ?
Terminasi
Evaluasi subyektif
Coba mas ungkapkan perasaan mas saat ini bagaimana setelah kita bincang – bincang ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan lagi kegiatan – kegiatan apa yang telah kita rencanakan tadi ?
Rencana tindak lanjut
Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang kali ini coba nanti mas ingat – ingat lagi, tentang apa yang telah kita bicarakan tadi .
Kontrak
Topik : mas mau tahu tidak, bagaimana cara memanfaatkan sistem pendukung yang ada, kalau mau nanti kita bisa bincang – bincang.
Waktu : jam berapa mas mau bincang – bincang dengan saya ? mau berapa lama ?
Tempat : mas mau mau ditempat ini atau ruang tamu saja ?

·           Strategi pelaksanaan

5.    Pertemuan : Ke – 5 (Kelima)
Proses Keperawatan

a)    Kondisi klien
Klien sudah bersosialisasi dengan teman yang lain, tampak ceria, jika ketemu orang klien memberi senyum.
b)   Diagnosa keperawatan
HDR
c)    Tujuan khusus
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
d)   Tindakan keperawatan
1)   Beri tahu pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.
2)   Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
3)   Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
e)    Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas ? masih ingat dengan saya mas ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas pagi ini ?
Apakah saran – saran yang saya berikan sudah mas kerjakan ?
Kontrak
Topik : seperti janji kita kemarin, kita akan berbincang – bincang tentang sistem pendukung yang ada dalam keluarga mas ?
Waktu : jam berapa mas kita akan bincang – bincang ?
Tempat : mas mau bincang – bincang dimana ?
Kerja
Coba ceritakan pada saya tentang saran – saran saya yang sudah mas lakukan.
Apakah keluarga mas sering menjenguk mas disini ?
Apa yang sering dibicarakan mas dengan keluarga mas ?
Terminasi
Evaluasi subyektif
Setelah berbincang – bincang beberapa pertemuan, bagaimana perasaan mas pagi ini ?
Evaluasi obyektif
Coba ceritakan pada saya bagaimana dengan saran yang mas lakukan ?
Rencana tindak lanjut
Coba mas ceritakan perasaan mas setelah sering dijenguk keluarga.
Kontrak yang akan datang
Topik : Bagus, mas sudah bisa melaksanakan saran saya sekarang sudah dapat berkumpul dengan keluarga, mas sudah bagus dan berhasil.

Sabtu, 08 Juni 2013

Bahaya merokok bagi kesehatan - Merokok pertama kali berasal dari suku bangsa Indian di Amerika, namun suku Indian dulu kegiatan merokok adalah untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Setelah abad ke 16, saat para penjelajah Eropa menemukan benua Amerika, mereka mulai mencoba untuk menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau itu ke Eropa sehingga kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa, namun di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Setelah abad ke 17 para pedagang Spanyol mulai masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.

Jenis Rokok berdasarkan pembungkusnya:
  • Sigaret: rokok yang dibungkus dengan kertas.
  • Cerutu: rokok yang dibungkus dengan daun tembakau.
  • Klobot: rokok yang dibungkus dengan daun jagung.
  • Kawung: rokok yang dibungkus dengan daun aren.
Rokok berdasarkan isinya (bahan baku):
  • Rokok Kretek: rokok dengan bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh dan saus.
  • Rokok Putih: rokok dengan bahan baku atau isinya daun tembakau dan saus.
  • Rokok Klembak: rokok dengan bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, kemenyan dan saus.
(Saus adalah bahan campuran yang digunakan untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu).

Para ahli kesehatan dunia melalui banyak riset dan penelitian terbukti bahwa rokok sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh  selain menimbulkan ketergantungan juga menimbulkan bayak penyakit, diantaranya adalah penyakit kanker, penyakit pernapasan, penyakit jantung,  penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, emfisema dll.
Mereka yang mencoba pertama kali merokok biasanya akan merasakan batuk-batuk karena asap yang masuk paru-paru, dan karena merokok membuat efek ketergantungan seseorang akan susah untuk lepas dari kebiasaan merokok, walaupun mereka tahu akan bahaya dan resiko terkena berbagai macam penyakit, seperti yang tertulis di setiap dus pembungkus rokok " Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin", namun tulisan peringatan akan bahaya merokok tersebut hanya sekedar tulisan saja yang dianggap tidak penting.
Dan sekarang generasi muda/ pelajar sudah tidak ragu-ragu lagi mencoba merokok, walaupun dengan sembunyi-sembunyi bahkan anak SD sudah banyak yang mencoba-coba untuk merokok. Tidak heran jumlah orang yang ketergantungan merokok menjadi meningkat pesat, bahkan mereka yang sudah ketergantungan lebih mementingkan merokok dari pada mengkonsumsi makanan sehat atau hal-hal lainnya.
Setiap tanggal 31 Mei seluruh dunia mengkampanyekan hari tanpa asap rokok atau World No Tobacco Day di bawah naungan badan kesehatan dunia(WHO).

Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam rokok:
  • Nikotin, mempunyai efek candu meskipun membuat perokok merasa rileks, namun mengandung efek ketagihan selain itu dapat merusak jaringan otak, mengeraskan dinding arteri dan menyebabkan darah cepat membeku.
  • Tar, mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, dan 60 bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik yang memicu bertumbuhnya sel kanker.
  • Arsenik, bahan yang digunakan untuk racun tikus.
  • Asetilena, senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna.
  • Sianida, senyawa kimia dari kelompok cyano.
  • Benzene, senyawa kimia organik yang mudah terbakar
  • Cadmium, sebuah logam beracun radioaktif.
  • Metanol, jenis alkohol sederhana (metil alkohol).
  • Formaldehida, cairan yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
  • Amonia, sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
  • Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap kendaraan, yang mempunyai efek mengikat oksigen dalam tubuh sehingga berakibat memicu terjadinya penyakit jantung
  • Hidrogen sianida, zat pembuat plastik dan pestisida, zat ini digunakan juga sebagai fumigan untuk bahan membunuh semut.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh merokok:
  1. Kanker, kanker paru-paru merupakan salah satu akibat yang banyak terjadi dari kebiasaan merokok, serta kanker lainnya dari efek negatif dari merokok seperti kanker mulut, kotak suara atau laring, tenggorokan dan kerongkongan, tidak hanya itu merokok ternyata memicu juga terjadinya kanker ginjal, kandung kemih, perut pankreas, leher rahim dan kanker darah (leukemia).
  2. Penyakit jantung dan Stroke, merokok dapat menimbulkan terjadinya pengerasan pada pembuluh darah hal ini terjadi karena terjadinya penumpukan zat lemak di arteri, lemak dan plak memblok aliran darah dan membuat penyempitan pembuluh darah sehingga memicu terjadinya penyakit jantung dan stroke.
  3. Impotensi, merokok merupakan salahsatu resiko utama untuk penyakit pembuluh darah perifer, yaitu menyempitnya pembuluh darah yang mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh sehingga dapat juga mengakibatkan disfungsi ereksi/impoten.
  4. Gangguan Janin, untuk ibu yang sedang mengandung, merokok berakibat buruk juga terhadap kesehatan reproduksi dan janin dalam kandungan, termasuk infertilitas (kemandulan), kematian janin, keguguran,  bayi lahir dengan berat badan rendah, dan sindrom kematian mendadak bayi.
  5. Penyakit paru, orang yang merokok beresiko terkena penyakit di sekitar paru-paru seperti pneumonia, emfisema dan bronkitis kronis, penyakit paru-paru ini dapat bertambah buruk dari waktu ke waktu bahkan dapat mengakibatkan kematian. 
  6. Diabetes, menurut penelitian merokok juga dapat meningkatkan resiko terjadinya diabetes, dan efek dari komplikasi dari diabetes dapat memicu terjadinya bermacam penyakit seperti stroke, penyakit jantung, penyakit mata, penyakit pembuluh darah, penyakit ginjal dll. 
Tubuh seorang perokok


Jika anda belum pernah merokok usahakanlah untuk tidak mencoba merokok, namun jika anda termasuk salah satu perokok aktif cobalah pelajari dan renungkan efek negatif dari merokok bagi kesehatan tubuh dan cobalah untuk mengurangi sedikit demi sedikit, banyaklah berolahraga, dan melakukan pola hidup sehat, karena sehat adalah butuh pengorbanan.