Pengertian hipertensi
Di kalangan masyarakat, hipertensi dikenal pula dengan sebutan darah tinggi atau penyakit darah tinggi. Sebutan tersebut sering ditujukan pada orang yang suka emosional atau suka marah-marah. “Marah-marah melulu, lagi darah tinggi ya ?!” demikian orang sering berucap. Meskipun kebenaran maknanya patut dipertanyakan, namun begitulah masyarakat memakainya.
Menurut medis, pengertian hipertensi adalah suatu kondisi manakala tekanan darah seseorang meningkat sampai diatas normal yang ditunjukkan oleh alat ukur tekanan darah. Misalnya untuk orang dewasa dengan tinggi badan, berat badan, dan kegiatan yang wajar serta sehat, maka angka tekanan darah yang normal adalah pada kisaran 120 / 80 mmHG. Biasanya, angka tekanan darah akan menurun saat istirahat atau tidur, dan naik kembali sesudah berolahraga atau beraktifitas. Alat ukur tekanan darah yang digunakan bisa berupa cuff air raksa(sphygmomanometer) ataupun alat ukur tekanan darah digital.
Penyebab hipertensi
Penyebab hipertensi yang utama adalah kebiasaan dan gaya hidup yang tidak sehat. Misalnya : suka minum alkohol, suka merokok, kurang berolahraga atau beraktifitas, stress, suka makanan dengan kadar garam berlebih, suka minuman berkafein, dan sering mengkonsumsi makanan berkolesterol tinggi. Disamping menyebabkan hipertensi, gaya hidup yang tidak sehat juga sering menjadi penyebab timbulnya penyakit lain.
Hipertensi juga bisa disebabkan oleh faktor keturunan. Orang yang mempunyai kerabat atau anggota keluarga yang terkena hipertensi, maka kemungkinan ia terkena hipertensi cukup besar. Sebuah riset melaporkan bahwa faktor genetik bisa menjadi salah satu sebab penyakit hipertensi.
Bagaimana dengan sikap emosional atau suka marah-marah, apakah sikap tersebut terkait atau merupakan penyebab atau akibat hipertensi / darah tinggi ? Menurut Prof Dr dr Suhardjono SpPD KGH KGer., hal itu tidak benar. Lebih jauh beliau juga menepis anggapan yang menyatakan ada keterkaitan antara penyakit hipertensi dengan perkembangan usia seseorang. Menurut beliau, hipertensi tidak ada hubungannya dengan sifat dan sikap seseorang serta usia. “Penyakit hipertensi bisa menyerang segala usia dan lapisan masyarakat,” ujar beliau.
Gejala hipertensi
Namanya juga baru gejala, kebanyakan orang tidak mengetahui gejala hipertensi sejak awal. Orang biasanya baru menyadari dirinya mengalami tanda-tanda hipertensi manakala penyakitnya sudah merembet pada bagian tubuh lain alias komplikasi. Misalnya mata, jantung, otak dan ginjal.
Gejala hipertensi yang tidak terdeteksi sejak awal itu jika mengarah ke jantung bisa menyebabkan gagal jantung, pada mata menyebabkan gangguan penglihatan, pada otot bisa menyebabkan stroke yang membuat anggota badan lumpuh dan lain-lain.
Cara mengetahui atau mendeteksi ada tidaknya tanda atau gejala hipertensi ini, adalah dengan rajin mengukur tekanan darah dibantu tenaga medis di puskesmas atau rumah sakit.
Pencegahan hipertensi
Lagi-lagi, ungkapan mencegah lebih baik dari pada mengobati berlaku disini. Termasuk dalam mencegah penyakit darah tinggi ini. Setidaknya ada tiga cara untuk mencegah hipertensi, yaitu :
- Pencegahan dengan pola hidup sehat
- Pencegahan dengan medical check up
- Pencegahan dengan cara tradisional
Mencegah hipertensi dengan pola hidup sehat
Menerapkan pola hidup yang sehat dalam keseharian kita sangat penting dalam pencegahan hipertensi. Sebaliknya pola hidup yang tidak sehat beresiko tinggi terkena penyakit hipertensi.
Termasuk dalam pola hidup yang tidak sehat misalnya merokok, minum alkohol, suka makan enak alias banyak mengandung kolesterol, makanan yang gurih dengan kadar garam berlebih, minuman berkafein, dll. Sementara pada saat yang sama kurang berolahraga atau kurang beraktifitas, sering stress, minim air putih, serta kurang makan buah dan sayuran.
Hayo …, tinggal pilih mana, mau sehat dan jauh dari kemungkinan darah tinggi, atau tetap dengan gaya dan pola hidup yang beresiko ?
Pencegahan dengan medical check up
Mengunjungi seorang dokter atau tenaga para medis, jangan selalu diartikan mau berobat. Bisa juga dalam rangka pencegahan satu penyakit, misalnya pencegahan hipertensi. Itulah yang disebut pencegahan / pemeriksaan secara medis (medical check up).
Orang yang rentan terhadap hipertensi, baik karena faktor keturunan atau pun gaya hidup, sebaiknya rajin memeriksakan diri tekanan darahnya ke dokter atau tenaga medis lain. Sebab, darah tinggi atau hipertensi bila tidak segera diatasi adalah pra kondisi bagi penyakit lain yang lebih serius. Dengan demikian, mencegah darah tinggi berarti pula mencegah diri kita dari penyakit lain.
Jika dalam pemeriksaan ditemukan tanda atau gejala hipertensi, seorang dokter akan memberikan advise penanganannya. Sebaliknya jika tidak ditemukan gejala apapun, toh apa yang kita lakukan tak ada salahnya, bukan ?
Pencegahan hipertensi cara tradisional
Indonesia adalah negara yang kaya dengan tanaman obat tradisional. Beberapa diantara tanaman tradisional (serta hasilnya) yang bisa menurunkan tekanan darah misalnya : alpukat, mentimun, bawang putih, daun seledri, belimbing, pace atau mengkudu, pepaya, selada air, cincau hijau dan lain-lain. Beberapa tanaman diantaranya sudah diteliti dan diuji secara medis.
Selain dengan tanaman obat tradisional, cara tradisional lain yang juga dapat menurunkan tekanan darah, sekaligus pencegahan hipertensi, misalnya terapi bekam. Bekam merupakan cara tradisional yang sudah sangat terkenal, dan bermanfaat untuk pencegahan berbagai macam penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar